Autoionisasi molekuler
Autoionisasi molekuler (atau ionisasi mandiri) adalah reaksi antara molekul zat yang sama untuk menghasilkan ion. Jika cairan murni terdisosiasi parsial menjadi ion, ia disebut mengalamai ionisasi mandiri (self-ionizing).[1]:163 Bilangan oksidasi pada semua atom dalam reaksi semacam ini tetap tidak berubah. Autoionisasi semacam ini dapat bersifat protik (transfer H+), atau non-protik. Beberapa contohnya sebagai berikut:
Contoh
Pelarut protik
Pelarut protik sering mengalami autoionisasi
- 2 H2O H3O+ + OH− Ionisasi mandiri air merupakan yang telah dipelajari dengan baik, karena implikasinya pada kimia asam-basa larutan berair.
- 3 HF H2F+ + HF−2[1]:221 Di sini, transfer proton antara dua HF bergabung dengan homoasosiasiF− dan HF ketiga membentuk HF−2.
Pelarut non-protik
- 2 PF5 PF−6 + PF+4
Kimia koordinasi
Autoionisasi tidak terbatas pada cairan atau padatan sederhana. Larutan kompleks logam menunjukkan sifat ini juga. Misalnya, senyawa dari jenis FeX2(terpiridin) adalah tidak stabil terhadap autoionisasi [Fe(terpiridin)2]2+[FeX4]2−.[2]
Lihat juga
- Ionisasi
- Asosiasi ion
Referensi
- ^ a b c d e f Housecroft C.E.; Sharpe A.G. (2005). Inorganic Chemistry (edisi ke-2nd). Pearson. ISBN 0130-39913-2.
- ^ Kamata, K.; Suzuki, A.; Nakai, Y.; Nakazawa, H., "Catalytic Hydrosilylation of Alkenes by Iron Complexes Containing Terpyridine Derivatives as Ancillary Ligands", Organometallics 2012, 31, 3825-3828. doi:10.1021/om300279t
- l
- b
- s