Museum Radya Pustaka
![]() Bagian depan museum dengan patung Rangga Warsita. | |
![]() | |
Didirikan | 28 Oktober 1890 dipindahkan di tempat sekarang pada 1 Januari 1913 |
---|---|
Lokasi | ![]() |
Akses transportasi umum | K1S K5S Sriwedari 2 Utara, Sriwedari 2 Selatan |
Situs web | radyapustaka |
Museum Radya Pustaka (bahasa Jawa: ꦩꦸꦱꦾꦶꦪꦸꦩ꧀ꦫꦢꦾꦥꦸꦱ꧀ꦠꦏ, translit. Musyium Radya Pustaka) adalah sebuah museum yang terletak di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
Sejarah singkat
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/97/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_Raden_Adipati_Sosrodiningrat_IV_rijksbestuurder_van_Soerakarta_%28Solo%29_TMnr_60005061.jpg/220px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_Raden_Adipati_Sosrodiningrat_IV_rijksbestuurder_van_Soerakarta_%28Solo%29_TMnr_60005061.jpg)
Museum ini didirikan pada masa pemerintahan Pakubuwono IX oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV di dalem Kepatihan pada tanggal 28 Oktober 1890. Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pernah menjabat sebagai Patih Pakubuwono IX dan Pakubuwono X. Museum ini lalu dipindahkan ke lokasinya sekarang ini, Gedung Museum Radyapustaka di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, pada 1 Januari 1913. Kala itu gedung museum merupakan rumah kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselaar.
Status hukum
Museum Radya Pustaka tidak berada di bawah naungan Dinas Purbakala maupun Dinas Pariwisata Pemerintahan Daerah setempat namun berstatus yayasan. Yayasan ini bernama Yayasan Paheman Radyapustaka Surakarta dan dibentuk pada tahun 1951. Lalu untuk tugas pelaksanaan sehari-hari dibentuk presidium yang pertama kalinya pada tahun 1966 diketahui oleh Go Tik Swan atau juga dikenal dengan nama K.R.T. Hardjonagoro.
Halaman depan
Di halaman depan, di depan gedung museum, para pengunjung akan menjumpai sebuah patung dada R. Ng. Rangga Warsita. Ia adalah seorang pujangga keraton Surakarta yang sangat termasyhur dan hidup pada abad ke-19. Patung ini diresmikan oleh presiden Soekarno pada tahun 1953. Di depan dan di belakang patung ini terdapat prasasti yang menggunakan aksara Jawa.
Lalu di serambi museum ada beberapa meriam beroda dari masa VOC yang berasal dari abad ke-17 dan ke-18. Sementara itu ada pula beberapa meriam-meriam kecil milik Keraton Kartasura. Selain itu terdapat pula beberapa arca-arca Hindu-Buddha. Antara lain terdapat arca Rara Jonggrang yang artinya adalah “perawan tinggi” namun sebenarnya adalah arca Dewi Durga. Selain itu ada pula arca Boddhisatwa dan Siwa. Arca-arca ini ditemukan di sekitar daerah Surakarta.
Koleksi
Museum Radya Pustaka memiliki koleksi yang terdiri dari berbagai macam arca, pusaka adat, wayang kulit dan buku-buku kuno. Koleksi buku kuno yang banyak dicari itu di antaranya mengenai Wulang Reh karangan Pakubuwono IV yang isinya antara lain mengenai petunjuk pemerintahan dan Serat Rama karangan Pujangga Keraton Surakarta bernamaYasadipura I yang menceritakan tentang wiracarita Ramayana.
Pada 18 November 2007, Kepala Museum Radya Pustaka, KRH Darmodipuro (Mbah Hadi) ditahan pihak kepolisian sebagai tersangka dalam kasus hilangnya sejumlah koleksi museum, antara lain lima arca batu buatan abad ke-4 dan 9 yang dijual kepada pihak lain dengan harga Rp 80 juta-Rp 270 juta per arca. Penyelidikan menunjukkan bahwa koleksi museum yang hilang diganti dengan barang palsu.[1] Dua hari kemudian, polisi menggeledah rumah pengusaha Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto di Jakarta dan menemukan lima arca yang hilang dari museum.[2]
Untuk katalog perpustakaan, lihat jv:Musiyum Radya Pustaka#Katalog
Kyai Rajamala
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/b/b2/Patung_Rajamala.jpg/220px-Patung_Rajamala.jpg)
Berada di kamar bagian barat terdapat sebuah patung kepala raksasa yang terbuat dari kayu dan merupakan hasil karya Pakubuwono V ketika dia masih seorang putra mahkota. Patung tersebut jumlah sebenarnya adalah dua: yang satu lainnya disimpan di Keraton Surakarta. Patung ini ialah hiasan depan sebuah perahu yang dipakai untuk mengambil permaisuri Pakubuwono IV yang berasal dari Madura. Sampai sekarang patung ini masih dianggap keramat dan sering diberi sesajian. [butuh rujukan]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Ironi Sebuah Museum" Diarsipkan 2007-12-18 di Wayback Machine., Kompas, 20 November 2007
- ^ "Rumah Hasim Digeledah 2 Kali", Detikcom, 21 November 2007
Pranala luar
- (Indonesia) Museum Radya Pustaka Surakarta Diarsipkan 2010-05-20 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Museum Radya Pustaka. Wikimapia.
- (Inggris) Museum Radya Pustaka. Foursquare.
- l
- b
- s
![Lambang Kota Surakarta](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a9/Seal_of_the_City_of_Surakarta.svg/50px-Seal_of_the_City_of_Surakarta.svg.png)
![Peta Kota Surakarta](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/b/b8/Peta_Solo_blank.svg/50px-Peta_Solo_blank.svg.png)
- Wali Kota : Teguh Prakosa
- Wakil Wali Kota : –
- Ketua DPRD Kota Surakarta: Budi Prasetyo
- Arsitektur dan peninggalan sejarah
- Benteng Vastenburg1
- Galabo
- Gedung Wayang Orang Sriwedari
- Lokananta
- Kraton Surakarta1
- Istana (Pura) Mangkunagaran1
- Pasar Gede Harjonagoro1
- Pasar Klewer
- Pasar Triwindu (Windujenar/Ngarsapura)
- Monumen Pers Nasional
- Museum Batik1
- Museum Radya Pustaka1
- Taman Balekambang1
- Taman Banjarsari1
- Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa1
- Taman Satwa Taru Jurug12
- Taman Sriwedari1
- Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo
- Stasiun Balapan1
- Stasiun Jebres1
- Stasiun Purwosari1
- Stasiun Sangkrah
- Terminal Tirtonadi
- Bus Batik Solo Trans
- Bus rel Batara Kresna
- Jalan: Slamet Riyadi
- Jenderal Sudirman
- Bengawan Solo (lagu)
- Sensus 2010
- Bahasa
- Karnaval Batik Solo
- Solo Batik Fashion
- Daftar: Pasar tradisional
- Pusat perbelanjaan
- Rumah sakit
- Tokoh
- PMS
- Tionghoa Solo
- Klub olahraga
- Persis Solo
- Pasoepati
- Stadion Manahan
- Stadion Sriwedari
- Nasi liwet
- Timlo
- Tengkleng
- Nasi langgi
- Gudeg
- Kompyang
- Serabi
- Selat solo
- Bakso Solo
Portal Surakarta · Wikipedia:Buku/Surakarta